Ar-Risalah: Telah Hadir Metode Baru Belajar Al qur’an
Di tengah-tengah besarnya animo masyarakat untuk mempelajari Al-Qur’an kini telah lahir metode baru yang bernama Ar-Risalah. Lahirnya Ar-Risalah memperpanjang daftar metode-metode lain yang telah ada sebelumnya. Metode Ar-Risalah ini ditemukan seorang ustadz bernama Ustadz Subita, seseorang asal Jawa Barat yang sejak masih usia anak-anak di bangku sekolah dasar sudah belajar dan menghapalan Al-Qur’an serta mengajarkannya. Kekonsistenannya mengajar Al-Qur’an terus dipertahankannya hingga sekarang di mana hari-harinya dewasa ini senantiasa tak pernah kosong dari mengajar Al-Qur’an.Menurut Ustadz Subita metode Ar-Risalah yang dia ciptakan merupakan salah satu kemudahan untuk mempelajari cara membaca al Qur’an, karena metode ini selain praktis, mudah dan lengkap juga menggunakan rasm utsmani yang memiliki simbol-simbol yang konsisten, mudah dipahami dan pada akhirnya memudahkan pembaca dalam memahami kaidah-kaidah ilmu tajwid.
Jadi kelebihan dari metode Ar-Risalah dan yang membedakannya dari metode-metode lain yang sudah hadir lebih dahulu adalah dari segi praktis serta penggunaan simbol-simbol yang konsisten. Dengan demikian kelas yang sudah memakai Ar-Risalah memungkinkan merangsangkan anak didik lebih cepat menyerap hakikat penulisan Al-Qur’an.
Lahirnya metode Ar-Risalah tidak berarti metode-metode belajar Al-Qur’an lain yang sudah banyak dipakai cacat ataupun salah. Selama ini di berbagai sekolah Al-Qur’an telah dikenal aneka metode seperti Iqro, Karimah, Al-Baghdadiyah, An-Nahdhiyah, Qiro’ati, dan Barqy. Setiap metode itu tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu metode yang banyak dipakai mengajari anak-anak untuk membaca Al-Qur’an pada pertengahan tahun 1980-an adalah Metode iqro’ yang merupakan hasil karya Ustadz As’ad Humam dari Jogjakarta. Metode Iqro’ pada masanya sangat fenomenal. Bocah-bocah kecil di berbagai RTQ, SDIT, dan TPA sudah begitu familier dengan buku-buku iqro’ yang terdiri dari enam jilid. Dengan penuh antusias anak-anak kecil itu dalam perjalanan menuju tempat ngaji terus menyenandungkan penggalan-penggalan ayat suci yang dijadikan contoh cara membaca di buku Iqro’.
Apakah metode Ar-Risalah ini juga akan menjadi metode yang fenomenal menyamai metode Iqro’? Menurut penemunya, Ustadz Subita, metode Ar-Risalah mulai disusun sejak beberapa tahun lalu. Mula-mula diperkenalkan di sebuah sekolah dasar swasta di Jakarta. Tak dinyana ternyata penerapan metode Ar-Risalah yang baru uji coba ini memperlihatkan hasil yang menggembirakan dimana anak-anak kelas pra-tahfiz lebih cepat lancar membaca Al-Qur’an dibanding murid-murid di kelas berbeda yang masih menggunakan metode lain. Bila dicermati memang metode Ar-Risalah ini materinya lumayan komprehensif. Elemen-elemen dasar hingga lanjut diperkenalkan secara sistematis. Beberapa kekosongan yang tidak disentuh oleh metode lain dibahas dengan akurat di metode Ar-Risalah. Sebagai contoh beberapa metode lain tidak membahas fenomena dalam Al-Qur’an yaitu rangkaian huruf yang tidak diketahui maknanya seperti alif laam miim, alif laam ra, haa miim, yaa siin, thaaha nuun, kaf ha ya ‘ain shaad, dan sejenisnya. Dalam metode Ar-Risalah fenomena seperti itu diajarkan secara detail.
Kabar tentang keunggulan metode baru untuk mempelajari Al-Qur’an ini segera tersebar ke berbagai sekolah Islam mulai dari tingkat taman kanak-kanak, SD hingga SMP. Maka tak ayal lagi permintaan untuk memperkenalkan metode baru ini terus mengalir. Pada awalnya setiap ada permintaan training metode ditangani langsung oleh Ustadz Subita. Namun saking banyaknya permintaan Ustadz Subita merasa kewalahan dan tidak sanggup memenuhi. Untungnya ustadz ini segera tanggap dengan cara mencetak para trainer. Kini jika ada permintaan training yang mengisi bukan langsung oleh beliau tapi oleh para trainer yang sudah dipersiapkan dan sudah terlatih.
Untuk lebih mematangkan metode Ar-Risalah Ustadz Subita telah membentuk semacam lembaga berupa sebuah team yang terdiri dari beberapa guru Al-Qur’an secara khusus punya misi mengembangkan dan menyebarluaskan metode Ar-Risalah. Harapan kita metode Ar-Risalah ini akan melahirkan generasi Al-Qur’an yang berkualitas ilmunya.